Setiap tutur kata yang terlontar pada hakikatnya adalah sebuah doa,
setiap ucapan akan menjadi saksi, maka biarlah yang keluar hanya doa dan
istighfar.
Betapa banyak orang yang jatuh kedalam padang neraka
yang jaraknyak lebih jauh dari pada timur dan barat dikarnakan lisan
yang tidak terkontrol.
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا
يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak
dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam
neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
Suatu ketika mu'adz bertanya kepada Nabi :
يَا نَبِّيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَا خَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟
“Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan ?”
Al-Hafidz Ibnu Rajab : “Yang dimaksud dengan buah lisannya adalah
balasan dan siksaan dari perkataan-perkataannya yang haram. Sesungguhnya
setiap orang yang hidup di dunia sedang menanam kebaikan atau keburukan
dengan perkataan dan amal perbuatannya. Kemudian pada hari kiamat kelak
dia akan menuai apa yang dia tanam. Barangsiapa yang menanam sesuatu
yang baik dari ucapannya maupun perbuatan, maka dia akan menunai
kemuliaan. Sebaliknya, barangsiapa yang menanam Sesuatu yang jelek dari
ucapan maupun perbuatan maka kelak akan menuai penyesalan”.
Hal
ini menunjukkan bahwa menjaga lisan dan senantiasa mengontrolnya
merupakan pangkal segala kebaikan. Dan barangsiapa yang mampu menguasai
lisannya maka sesungguhnya dia telah mampu menguasai, mengontrol dan
mengatur semua urusannya”.
Dikala berbicara buahnya adalah perak, maka buah dari pada diam adalah emas.
Saling mendoakan sesama muslim, saling menjaga lisan agar saudara muslim tidak tersakiti adalah cerminan seorang muslim sejati.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Sejati seorang muslim adalah manakala orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.
Penulis : M Uqbah A
No comments:
Post a Comment